Indonesia Pusaka
Ciptaan
Ismail Marzuki
Indonesia tanah air
beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
Tetap di puja-puja bangsa
Reff :
Di sana tempat lahir beta
Dibuai dibesarkan bunda
Tempat berlindung di hari tua
Tempat akhir menutup mata
Ismail
Marzuki merupakan salah satu maestro musik kepahlawanan. Komponis kelahiran
kampung Kwitang, Jakarta Pusat, pada tahun 1914 ini menciptakan sekitar 250
lagu. Karya-karyanya sampai hari ini masih sering terdengar, antara lain Juwita
Malam, Sepasang Mata Bola, Selendang Sutera, Sabda Alam, dan Indonesia Pusaka.
Indonesia Pusaka begitulah judul
dari lagu diatas. Merupakan sebuah lagu nasional yang dihafal hampir seluruh
rakyat Indonesia. Baik dibangku sekolah dasar hingga perguruan tingga bahkan
masyarakat umum tanpa terikat status pendidikan. Tetapi tidak semuanya
menghayati makna lagu tersebut. Lagu gubahan Ismail Marzuki sudah diajarkan
kepada rakyat Indonesia sejak mereka masih duduk dibangku sekolah dasar,
merupakan salah satu lagu yang wajib oleh setiap siswa. Namun, tidak pernah ada
yang benar-benar mengajarkan nilai-nilai apa yang dikandung oleh lagu tersebut.
Kalimat-kalimat indah diatas bukan hanya sekedar kalimat yang didendang-dendangkan
bukan hanya sekedar kata yang dikumandangkan. Tetapi kalimat diatas adalah
sebuah refleksi jiwa seorang rakyat tentang kecintaanya terhadap tanah air, yang
seharusnya juga dimiliki oleh seluruh warga Indonesia.
Makna
dari lagu Indonesia Pusaka adalah pada bait pertama beliau memberi tahu bahwa
indonesia merupakan senjata yang selalu hidup didunia, maksudnya Indonesia
merupakan negara yang kuat dan akan terus jaya untuk selamanya. Kekuatan ini
bukan hanya masalah militer tetapi juga dari banyak segi lainnya. Kebudayaan
yang beranekaragam, suku adat, bahasa, dan masih banyak lagi. Makna pusaka
abadinan jaya disini luas bukan mengacu pada satu hal namun melingkupi segala
aspek yang ad di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada
bait selanjutnya bermakna bahwa dari dulu sampai saat ini Indonesia merupakan
negara yang selalu di puja dan diagungkan oleh masyarakatnya dan negara lain.
Ini terbukti dari zaman kerajaan hingga penjajahan dan sekarang merdeka. Banyak
bangsa lain yang kagum dengan kesuburan negara kita. Gemah ripah loh jinawi, itulah ungkapan yang tepat untuk Indonesia
dan itulah yang membuat banyak negara lain ingin menguasai dan menduduki tanah
pertiwi. Keelokan pantai, gugus gugus pulau, serta kekayaan alamnya yang
berlimpah ruah adalah alasan semua itu. Namun sayang ketika bangsa lain yang
lebih sedikit dan bahkan nyaris tak memiliki budaya, seni, sumber daya alam
ingin memiliki seperti Indonesia bahkan tak jarang mereka membeli dan
mendatangkan tim ahli, orang – orang yang kreatif dari negara kita tetapi semua
berbanding terbalik. Masyarakat kita belum sadar dengan semua itu, dan lebih
memuja budaya asing ketimbang produk negara sendiri.
Bait
selanjutnya menceritakan bahwa diIndonesia lah kita lahir dan berkembang, dan
merasakan kasih sayang orang tua. Maksud bait ini bukan sekedar kita lahir dari
rahim orang tua kita dan dibesarkan saja. Karena itu adalah kewajiban orang tua
dimana saja. Namun makna yang dimaksudkan oleh Ismail Marzuki merujuk pada
sawah yang memberi kita makanan, sumber – sumber air yang membuat kita tidak
takut kehausan, laut yang melimpahkan segala ikan dan sejenisnya sebagai lauk.
Semua itu diberikan oleh tanah Indonesia, tempat kita berpijak. Seakan tanah
ini adalah ibu kita karena darinya kita tak merasakan kekurangan apapun. Tugas
kita hanya merawat, memelihara, dan menjaganya agar tetap ada dan bisa
dinikmati anak cucu kita tanpa harus melakukan import dari negara tetangga.
Sedangkan
pada bait terakhir, tempat berlindung dihari tua, tempat akhir menutup mata. Jika
kita mendengar bait ini sambil lalu tanpa berfikir kritis maka kita hanya
memahami bahwa kita lahir di Indonesia ya mati di Indonesia juga kelak. Bukan
itu maksudnya kawan, tetapi Indonesia itu memiliki daya tarik sendiri dan
memikat hati siapapun. Banyak contoh yang kita lihat dan dengar, berapa orang
Indonesia yang sukses diluar negeri tetapi mereka akhirnya kembali ketanah
Indonesia. Bukan karena disana mereka diusir atau apapun itu namun mereka rindu
dan kangen akan suasana dan ketentraman yang selalu ditawarkan Indonesia. Tak
pelak, warga asing pun banyak yang rela menjadi WNI dan menetap di Indonesia
tercinta. Disini mereka merasa dilindungi, dihargai, ada rasa kepercayaan,
kekeluargaan, semangat gotong royong yang tentunya diluar sana belum tentu ada.
Buat apa memiliki harta berlimpah ruah namun tak ada tetangga yang
memperdulikan kita, dan mendengar aspirasi kita.
Itulah makna yang seharusnya kita
mengerti dan sadari. Dalam hal ini, bukanlah sekedar mengenai arti kata
disetiap lagu tetapi lebih kepada ajaran yang tersirat dalam lirik baitnya. Ismail
Marzuki membuat lagu ini bukan sekedar berdendang dengan kalimat, namun ia
meresapi dan mengambil dari masyarakat kita sendiri. Mencurahkan rasa yang ia
alami. Bagaimana dia mencintai tanah airnya dan menghargai, serta membela
Indonesia ini.
Akhir-akhir ini kita banyak
mengalami peristiwa “kecolongan” dari
negeri tetangga entah itu wilayah, budaya, masakan dan lain sebagainya yang
sekarang sudah lepas kenegara lain. Hal ini membuktikan bahwa pada saat ini
masyarakat Indonesia belum paham atau belum sepenuhnya sadar tentang kewajiban
membela tanah air. Bela tanah air bukan hanya terlibat dalam perang atau ikut
berperang demi menjaga keamanan negara ini. Itu merupakan salah satu contohnya.
Tetapi bela tanah air itu adalah membela, menjaga setiap jengkal tanah
Indonesia serta segala sesuatu yang dimilikinya, manusianya, budayanya, langitnya
segala yang ada ditanah, dilautan dan dilangit Indonesia. Segalanya adalah
milik Indonesia dan tidak ada satu orangpun yang berhak mengklaim bahwa itu milik
mereka. Seharusnya jiwa seperti inilah yang harus ditanamkan kedalam diri
masyarakat Indonesia. Jiwa merasa memiliki dan menjaga bersama-sama agar tidak
diambil negara lain.
Seperti lagu diatas, Indonesia
adalah tempat dimana kita dilahirkan dan dibesarkan serta tumbuh hingga menjadi
tua. Negara ini adalah hasil dari perjuangan dan kerja keras para
pendiri-pendiri bangsa. Bukan dari pemberian atau pun suka rela. Pejuang
bertaruhkan nyawa, harta, keluarga, dan apapun untuk satu kata Merdeka. Sudah
seharusnyalah kita sebagai penerus memperjuangkan bangsa ini dan membelanya.
Memang saat ini kita bukan dimasa perang dan penjajahan seperti dulu. Akan
tetapi kita masih diajajah oleh keserakahan, kemiskinan, kebodohan, kekeringan,
kebakaran hutan, banjir, dan sebagainya.
Tanah yang seharusnya melindungi
kita, bumi pertiwi yang seharusnya membuai masyarakat Indonesia seakan murka
dengan prilaku kita. Masyarakat dengan enaknya mengambil hasil bumi namun tak
pernah mereka pikitkan bagaimana cara merawatnya agar tetap terjadi
keberlangsungan.
Inilah perlunya rasa cinta tanah air
seperti gambaran dari bait demi bait Ismail Marzuki. Perilaku cinta tanah air
dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, diantaranya memelihara persatuan dan kesatuan dan menyumbangkan
pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki untuk membangun negara Indonesia
dari segala segi kehidupan dan bermasyarakat.
Semangat cinta tanah air perlu terus
dibina sehingga keutuhan negara Indonesia tetap terjamin. Semua itu bertujuan
dan akan memberi manfaat rasa aman, damai, pembanguan infrastuktur yang baik,
pendidikan yang standar, kesejahteraan masyarakat meningkat, terjadinya pola
pikir kreatif, dan saatnya semua lapisan masyarakat merasakan itu. Dari tukang
becak hingga pejabat, dari penjual teri hingga para menteri, dari petani hingga
MPR RI, semua tanpa terkecuali berhak merasakan keindahan dan kenyaman serta
kenikmatan yang diberikanoleh tanah pertiwi Indonesia.
Cita – cita untuk mencapai
masyarakat adil makmur berdasarkan pancasila perlu terus diperjuangkan. Cinta
tanah air bukan utuk dihafal, tetapi harus diwujudkan dalam kehidupan sehari –
hari melalui segala kegiatan sesuai dengan bidang dan keahlian masing – masing.
Indonesia adalah tanah pusaka yang
diwariskan oleh para leluhur kita. Dan disinilah pada akhirnya kita nanti akan
menjadi tua. Kita harus selalu menjaganya agar kelak Indonesia masih bisa dikenang
sebagai bangsa yang besar, bangsa yang memiliki ragam budaya, bangsa yang subur
dan makmur masyarakatnya. Untuk itulah kita perlu membela negeri ini karena ini
adalah Indonesia kita. Indonesia Pusaka.
izin copaz maz brooo
BalasHapussangat membantu buat tugas sekolahh :D
BalasHapussangat membantu sekali untuk penelitian saya mengenai makna yang tersirat dalam lagu Indonesia pusaka :)
BalasHapusBagus sekali brow...
BalasHapusThank you Soo much
BalasHapus